Kamis, 20 Januari 2011

Minggu, 09 Mei 2010

modul sosio kls x

BAB I
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI
HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
Standar kompetensi : memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kompetensi dasar : menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan.
I. LATAR BELAKANG SOSIOLOGI:
1. Abad 18 terjadi berbagai revolusi sosial yang melanda dunia. Revolusi tersebut diantaranya adalah Revolusi Amerika, Revolusi Industri dan Revolusi Perancis.

2. Kejadian tersebut memunculkan gagasan kedaulatan rakyat (demokrasi) dan pentingnya hak asasi manusia.
3. Dari gagasan tersebut mengakibatkan perubahan dan gejolak pada masyarakat sehingga para ilmuwan tergugah mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab dan akibatnya.
4. Abad 19, Auguste Comte, (bukunya Cours de Philosophie Positive) memperkenalkan istilah “sosiologi” sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat dianggap sebagai “bapak sosiologi”.
5. Abad 20, munculnya sosiologi modern sebagai akibat dari pesatnya perkembangan masyarakat di Amerika dan Kanada.
II. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE:
1. Sosiologi sebagai suatu ilmu:
Sosiologi dikatakan sebagi ilmu karena mempunyai ciri sebagai ilmu (ciri ilmu: rasional, objektif, empiris dan akumulatif)

2. Pengertian Sosiologi:
a. Auguste Comte:
sosiologi berasal dari bahasa latin “socius” artinya teman/masyarakat, dan “logos” dari kata Yunani artinya cerita/ilmu.
b. Pitirim Sorokin:
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial.
• Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lain
c. Emile Durkheim:
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu.
d. Max Weber:
Sosiologi adalah ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan sosial
e. Roucek dan Warren :
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok
f. Selo Sumardjan dan Soeleman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial proses-proses sosial dan perubahan sosial.
3. Ciri-ciri sosiologi:
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki ciri-ciri:
a. Empiris, sosiologi berdasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat, sehingga hasilnya tidak spekulatif (menduga-duga)
b. Teoritis, sosiologi selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan yang mampu menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori
c. Kumulatif, disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas serta memperkuat teori yang lama.
d. Nonetis, pembahasan masalah tidak mempersoalkan baik buruk, tetapi lebih bertujuan menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.

4. Sifat dan Hakikat sosiologi:
a. sosiologi adalah ilmu sosial, mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
b. Sosiologi adalah ilmu murni yang bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak untuk mempertinggi mutunya.
c. Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang kategoris, hanya membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
d. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya, meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
e. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang kongkret, yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum bukan khusus, artinya mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antarmanusia.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.

5. Objek Sosiologi:
a. Objek material: manusia, baik secara individu maupun sebagai anggota kelompok sosial.
b. Objek formal: hubungan sosial antarmanusia serta proses yang timbul dari hubungan sosial dalam masyarakat sehingga membentuk struktur sosial.

6. Kedudukan Sosiologi di antara ilmu lain:
a. dilihat dari penerapan: Sosiologi merupakan ilmu murni dan sekaligus ilmu terapan.
Yaitu selain bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi mutunya (sebagai ilmu murni/pure sciences), juga ilmu yang bertujuan untuk mencari cara-cara mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis (sebagai ilmu terapan/applied sciences).
b. dilihat dari objek:
sosiologi merupakan ilmu sosial, yaitu mempelajari manusia, khususnya menyangkut perilaku manusia.

III. KONSEP DASAR METODOLOGI SOSIOLOGI:
1. Konsep dasar Sosiologi:
a. Interaksi dan kerjasama, manusia mempunyai naluri untuk hidup bersama dengan orang lain (gregariousness), berinteraksi (hubungan timbal balik dengan sesama) dan kerjasama.
b. Interdependensi, manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu bergantung pada manusia yang lain untuk mempertahankan hidup.
c. Kesinambungan (continuity) dan perubahan (change), berbagai adat istiadat dalam masyarakat selalu diwariskan ke generasi yang di bawahnya dan keadaan di masyarakat dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan.
d. Keragaman, kesamaan, dsan perbedaan, semakin besar masyarakat, maka semakin besar perbedaan. Tetapi di dalam perbedaan tersebut masih ada kesamaan.
e. Konflik dan konsensus, akibat terbatasnya sumber daya bisa mengakibatkan konflik. Tetapi demi tertipnya masyarakat, adanya konsensus bisa mengatasi konflik tersebut.
f. Evolusi dan adaptasi, dalam proses evolusi (perubahan secara lambat), terjadi proses adaptasi (penyesuaian terhadap cara-cara baru yang sebelumnya belum pernah diterapkan dalam masyarakata yang mengalami evolusi.
g. Pola,yaitu suatu corak, model atau bentuk yang sama, yang ditiru dan selalu diulang-ulang.
h. Tempat(lokasi), tiap peistiwa terjadi pada tempat tertentu.
i. Kekuasaan/wewenang, kekuasaan adalah kemampuan membuat orang lain melakukan sesuatu sesuai yang dikehendaki, wewenang adalah didasrkan rasa hormat dan kepatuhan yang diberikan seseorang karena memegang jabatan resmi.
j. Nilai dan kepercayaan, nilai adalah suatu yang dianggap baik, diidam-idamkan, yang ingin diraih seseorang. Kepercayaan adalah sesuatu hal yang diterima begitu saja tanpa pembuktian ilmiah.
k. Keadilan dan pemerataan, suatu keadaan dimana orang memberikan hak kepada orang lain. Pemerataan adalah sumber-sumber yang ada dapat digunakan dan dinikmati orang banyak.
l. Sebab akibat, setiap hal yang dilakukan manusia akan menyebabkan akibat bagi manusia sendiri.

2. Metodologi penelitian Sosiologi:
Manfaat metodologi penelitian:
a. untuk menyusun laporan/karya ilmiah
b. mengetahui arti pentingnya riset
c. untuk menilai hasil-hasil penel;itian yang sudah atau untuk mengukur seberapa jauh hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Macam Metodologi:
a. Dilihat dari cara menganalisis data (menurut Soerjono Soekanto)
1. Metode kualitatif: metode yang digunakan apabila data-data yang diperoleh di lapangan tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka pasti atau ukuran lain yang bersifat eksak.
- Metode historis, digunakan bila proses analisis data didasarkan pada peristiwa masa lalu untuk mengetahui kejadian-kejadian masa sekarang.
- Metode komparatif, dengan cara membandingkan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
- Metode historis komparatif, menggabungkan antara metode historis dengan metode komparatif
- Metode studi kasus, untuk meneliti kebenaran peristiwa tertentu untuk mendapatkan garis-garis pokok peristiwa tersebut.
- Metode observasi, untuk memperoleh data dengan terjun langsung ke masyarakat. Baik dengan wawancara maupun angket.
- Metode fungsionalis, untuk meneliti lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial masyarakat.
- Metode empiris dan rasionalis, digunakan dengan dilandasi keadaan yang nyata dalam masyarakat melalui pemikiran logis untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
2. Metode Kuantitatif: mengutamakan bahan-bahan keterangan berdasarkan data eksak/pasti (angka). Sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, index, tabel maupun formula tertentu.
- Metode statistik, untuk menelaah gejala sosial secara sistematis.
- Sosimetri, konsep0konsep dan metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuatitatif dengan skala dan angka.
- Metode jajak pendapat/polling, untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai hal-hal tertentu.
b. Dilihat dari prose cara berfikirnya:
1. Metode induktif, mempelajari gejala khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum.
2. Metode deduktif, digunakan untuk mengumpulkan suatu keadaan yang berlaku umum untuk mendapatkan kaidah yang berlaku secara khusus

IV. REALITAS SOSIAL MASYARAKAT
Realitas sosial masyarakat adalah kenyataan yang dapat dilihat dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai masyarakat.
Bentuk-bentuk realitas sosial:
1. Keluarga, sebagai kesatuan sosial yang terkecil dalam masyarakat.
Pengertian keluarga:
Keluarga dalam arti sempit, adalah kesatuan sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak mereka (termasuk anak tiri atau anak angkat)
Keluarga dalam arti luas, adalah kelompok orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga, saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melalui peranannya masing-masing sebagai anggota keluarga, mempertahankan kebudayaan yang berlaku umum dan menciptakan kebudayaan sendiri.
Ciri-ciri keluarga:
a. terdiri atas orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi
b. hidup bersama dalam satu rumah, membentuk rumah tangga/house hold
c. merupakan kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling komunikasi sesuai peranannya masing-masing
d. mempertahankan kebudayaan bersama.

Fungsi keluarga:
a. fungsi reproduksi, untuk menghasilkan keturunan.
b. fungsi ekonomi, mengatur pemenuhan kebutuhan hidup.
c. fungsi edukatif, merupakan tempat berlangsungnya sosialisasi primer, tempat ayah dan ibu mendidik anaknya.
d. fungsi sosialisasi, untuk melatih dan mengajarkan nilai dan norma kepada anak.
e. fungsi religius, diperkenalkannya kehidupan beragama dengan melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing.
f. fungsi afeksi, tempat penumpahan kasih sayang, sedih dan gembira sesama anggota keluarga.
g. fungsi pengaturan kebutuhan biologis, mengatur pemenuhan kebutuhan biologis sesuai dengan norma masyarakat.
Macam keluarga:
Menurut William Goode:
a. keluarga batih/inti/nuclear family: keluarga yang terdiri atas ayah ibu dan anak-anak yang belum menikah
b. keluarga luas/extended family: orang-orang yang terikat hubungan darah/perkawinan.

2. Kekerabatan:
Adalah kesatuan sosial yang angotanya mempunyai hubungan darah atau keturunan.
Lewat hubungan kekerabatan akan diketahui siapa yang jadi kerabat dan yang tidak kerabat.
Macam kekerabatan
a. bilatera/ parental: menggariskan bahwa anggota kelompok kekerabatan ditentukan melalui garis keturunan ayah dan ibu bersama-sama.
Contoh: Jawa, Sunda,Minahasa, Melayu dan Dayak.
b. Unilateral/Unilineal: menggariskan bahwa anggota kelompok kekerabatan menganut 1 garis keturunan saja.
1. Patrilineal: menarik garis keturunan dari pihak ayah saja.
Contoh: Batak, Mentawai, Bali, Ambon dan Gayo
2. Matrilineal: menarik garis keturunan dari pihak ibu saja.
Contoh: Minangkabau, Enggano
3. Perkumpulan/Asosiasi:
Adalah kesatuan sosial yang dilandasi oleh kesamaan kepentingan.
Ciri-ciri:
a. hubungan antar anggota secara tidak langsung dan renggang
b. kurang saling mengenal anggota
c. hubungan berdasar pada tujuan tertentu
d. bersifat sementara
e. hubungan bersifat formal dengan aturan-aturan tertentu
f. tertutup untuk hal yang bersifat pribadi dan rahasia

g. keterlibatan anggota hanya sebagian
contoh: HMI,PSSI
4. Ketetanggaan:
Adalah kesatuan sosial yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal.
5. Persahabatan/pertemanan:
Adalah kelompok sosial yan melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab.
Dasar persahabatan:
a. seringnya bertemu
b. kesamaan minat dan perhatian/kepentingan
c. bukan atas daras hubungan darah, keluarga atau cinta
6. Saingan dan lawan/musuh:
- Saingan: orang-orang yang terlibat dalam perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas tanpa disertai benturan atau pertentangan maupun usaha saling menjatuhkan.
Contoh: persaingan dalam lomba lari
- Lawan/musuh: orang-orang yang terlibat dalam pertentangan disertai usaha saling menjatuhkan.
Contoh: konflik
7. Masyarakat:
Pengertian masyarakat:
a. Ralp Linton: masyarakat adalah kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasi dirinya sebagai kesatuan dengan batas-batas tertentu.
b. Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
Komponen-komponen masyarakat:
a. kelompok manusia yang permanen
b. menganut dan menjunjung suatu sistem nilai dan kebudayaan
c. self supporting (rasa kebersamaan)
8. Suku bangsa:
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Dasar pembentukan suku bangsa adanya kesamaan:
a. identitas
b. asal usul nenek moyang
c. ciri-ciri fisik
d. sistem religi dan kepercayaan
e. kebiasaan/adat istiadat/budaya
f. nilai-nilai budaya
g. bahasa
contoh: di pulau Jawa: ada Suku Jawa, Tengger, Badui, Sunda, Betawi, Samin.

9. Badan Internasional
Adalah organisasi yang angota-anggotanya terdiri atas bangsa-bangsa
Contoh: OPEC, UNESCO, ASEAN
V. MASALAH SOSIAL:
Ada beberapa masalah sosial penting:
1. Kemiskinan: suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara diri sendiri. Sesuai dengan taraf hidup kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tsb.
Kemiskinan pada masyarakat desa: kesulitan memenuhi kebutuhan pokok.
Kemiskinan pada masyarakat kota: harta bendanya tidak mencukupi untuk memenuhi standar hidup kota.
2. Kejahatan: tindakan yang bertentangan dengan hukum
3. Disorganisasi keluarga: keretakan keluarga karena ketidakmampuan anggota keluarga memenuhi peran sosialnya.
Bentuk:
a. kelurga tidak lengkap(hubungan diluar nikah)
b. broken home (perceraian)
c. buruknya komunikasi
d. hilangnya pimpinan rumah tangga (karena meninggal, dihukum, bekerja diluar kota)
e. terganggunya keseimbangan jiwa ayah/ibu(gila)
4. Masalah Remaja: lebih dipengaruhi oleh masa pubertas.
5. Peperangan
6. Masalah kelaimam seks
7. Masalah kependudukan

VI. PENUGASAN:
A. Pertemuan 1:
1. Yang mendapat julukan bapak Sosiologi adalah………………...
2. Buku yang di buat oleh auguste Comte………………………….
3. Sosiologi berasal dari bahasa………….. artinya………………...
4. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial adalah pendapat …………………………………………………………
5. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial dan peruhanan sosial, pendapat …………………..
6. Sosiologi didasarkan pada hasil observasi terhadap kenyataan dan akal sehat, sehingga hasilnya tidak spekulatif, ciri sosiologi bersifat…………………………………………………………..
7. Ciri-ciri sosiologi adalah ………,………..,………..,……………
8. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni artinya …………
…………………………………………………………………..
9. Objek sosiologi secara umum adalah …………………………..
10. Kedudukan ilmu sosiologi dilihat dari objek ……………………
B. Pertemuan 2:
1. Gambarlah bagan keluarga inti dan keluarga luas!
2. Gambarlah bagan kekerabatan patrilineal! Dan beri keterangan siapa saja anggota kekerabatan tsb!
3. Gambarlah bagan kekerabatan matrilineal! Dan beri keterangan siapa saja anggota kekerabatan tsb!
4. Gambarlah bagan kekerabatan suku jawa! Dan beri keterangan siapa saja anggota kekerabatan tsb!

C. Pertemuan 3:
1. Amati keadaan masyarakat sekitarmu!
2. Catat realitas sosial yang ada, tulis dalam tabel di bawah:

No. Realitas sosial Contoh
1 Keluarga
2 Kekerabatan
3 Perkumpulan
4 Ketetanggaan
5 Persahabatan
6 Saingan
7 Masyarakat
8 Suku bangsa
9 Badan internasional

D. PERTEMUAN 4:
1. Buatlah kelompok dengan anggota 2 orang.
2. Carilah 5 contoh masalah sosial di koran, majalah atau berita televisi/internet.
3. Catatlah hasilnya di tabel berikut(pada kolom contoh tulislah judul berita tersebut dan sumbernya):

No Masalah Sosial Contoh
1 Kemiskinan
2 Kejahatan
3 Disorganisasi keluarga
4 Masalah remaja
5 Peperangan
6 Masalah kelainan seks
7 Masalah kependudukan

BAB II
NILAI SOSIAL DAN NORMA SOSIAL

Standar kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi dasar :Mendiskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

I. NILAI SOSIAL
1. Pengertian Nilai Sosial:
a. Robert MZ Lawang, nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas,, yang berharga dan yang mempengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu.
b. Young, nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
c. Green, nilai sosial adalah kesadaran yang efektif berlangsung disertai emosi terhadap objek, ide dan individu.
d. Wood, nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi nilai sosial adalah sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting.
2. Ciri-ciri nilai sosial:
a. merupakan hasil interaksi manusia
b. Bisa ditularkan kepada individu atau kelompok lain
c. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi)
d. Bervariasi antarmasyarakat yang berbeda
e. Bisa mempengaruhi berbeda terhadap setiap individu dalam masyarakat
f. Bisa mempengaruhi positif maupun negatif terhadap pengembangan pribadi seseorang
g. Berisi anggapan-anggapan dari berbagai objek di dalam masyarakat

3. Macam-macam nilai sosial:
a. Menurut Notonagoro:
1. Nilai materiil: nilai yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai Vital: semua hal yang penting bagi manusia untuk menjalankan aktivitas.
3. Nilai Spiritual: segala sesuatu yang berguna untuk kebutuhan rohani manusia.
- nilai kebenaran, bersumber dari akal pikiran manusia (rasio, logika)
- nilai keindahan, bersumber dari rasa manusia
- nilai moral, berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika)
- nilai religius, nilai ketuhanan yang berisi keyakinan/kepercayaan terhadap Tuhan YME.
b. Menurut C Kluckhon.
1. nilai hakikat hidup manusia
2. nilai hakikat karya manusia
3. nilai hakikat kehidupan manusia dalam ruang dan waktu
4. nilai hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar
5. nilai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya
c. Menurut Max Scheller:
1. nilai-nilai kenikmatan
2. nilai-nilai kehidupan
3. nilai-nilai kejiwaan
4. nilai-nilai kerohanian
d. Nilai berdasarkan ciri-cirinya:
1. Nilai yang direncanakan / mendarah daging (internalized value), artinya nilai itu menjadi kepribadian bawah sadar dan mendorong timbulnya tindakan tanpa dipikirkan lagi.
Contoh: orang yang taat beragama akan merasa berdosa jika melanggar salah satu ajaran agamanya.
2. Nilai dominan, adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya
Ukuran untuk menentukan dominan tidaknya suatu nilai:
a. banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
b. lamanya nilai itu dianut oleh anggota kelompok
c. tingginya usaha yang dilakukan untuk mempertahankan nilai tersebut
d. tingginya kedudukan (prestise) orang-orang yang membawa nilai tersebut

4. Sumber-sumber nilai:
a. Tuhan (nilai Theonom), bersumber dari ajaran Tuhan
Contoh: Negara Arab yang menggunakan agama Islam sebagai pedoman penyelenggaraan negara.
b. Masyarakat (nilai Heteronom), bersumber dari kesepakatan anggota masyarakat.
Contoh: Pancasila sebagai hasil kesepakatan tokoh bangsa digunakan sebagi nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan penyelenggaraan pemerintah
c. Individu (nilai Otonom), dirumuskan oleh seorang individu yang kemudian dipakai oleh masyarakat sebagai acuan bersikap dan bertindak.
Contoh: konsep Trias Politica, dicetuskan oleh JJ Rousseau, dipakai oleh negara-negara dalam penyelenggaraan negara di dunia.

5. FUNGSI NILAI SOSIAL
a. alat untuk menentukan harga dan kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi sosial.
b. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku
c. Memotivasi manusia bertindak sesuai perannya
d. Alat solidaritas untuk saling bekerja sama
e. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat baik.


6. Tolok ukur nilai sosial
Nilai sosial masih dipakai berdasarkan kemanfaatannya bagi anggota masyarakat.
Apabila kurang begitu bermanfaat, maka nilai akan sedikit demi sedikit akan mengalami perubahan.
Dan bila nilai masih bermanfaat, maka anggota masyarakat akan berusaha menjalankan nilai tersebut.

II. NORMA SOSIAL
1. Pengertian Norma Sosial:
Norma sosial adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama masyarakat.

2. Ciri-ciri norma Sosial:
a. Umumnya tidak tertulis
b. Hasil kesepakatan bersama
c. Ditaati bersama
d. Bagi pelanggar diberikan sangsi
e. Mengalami perubahan

3. Klasifikasi Norma Sosial:
a. Berdasarkan tingkatan daya ikat
1. Cara (usage), bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu, daya ikat lemah, sehingga tidak ada sangsi bagi pelanggarnya.
Contoh: bersendawa setelah makan.
2. Kebiasaan (Folkways), bentuk perbuatan yang diulang-ulang dengan bentuk yang sma dan dilakukan secara sadar serta mempunyai tujuan yang jelas.
Contoh: memberi hadiah kepada teman ketika ulang tahun.
3. Tata kelakuan (Mores), sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup suatu masyarakat tertentu yang dilakukan secara sadar dengan pengawasan dari anggota.
Contoh: melarang menikah dengan kerabat dekat.
4. Adat istiadat (custom), kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Contoh: pelanggaran terhadap tata cara pembagian warisan.
5. Mode (fashion), cara dan gaya seseorang dalam melakukan sesuatu yang sifatnya berubah-ubah.
Contoh: mode rambut, pakaian.
b. Berdasarkan aspek-aspeknya
1. Norma Agama, norma yang bersumber dari ajaran agama, pelanggarnya dikatakan berdosa.
Contoh: mencuri mangga.
2. Norma kesusilaan, norma yang bersumber dari hati nurani, pelanggarnya akan merasa menyesal.
Contoh: berzina.
3. Norma kesopanan, norma yang berasal dari kehidupan masyarakat, pelanggarnya akan mendapat pengucilan dari masyarakat.
Contoh: menerima pemberian orang dengan tangan kiri.
4. Norma hukum, dibuat oleh lembaga tertentu, pelanggarnya akan mendapat sangsi dari pihak yang membuat.
Contoh: melanggar marka jalan, akan ditilang polisi.
4. Fungsi Norma
a. Pedoman yang mengatur kehidupan bermasyarakat
b. Pedoman cara berpikir dan bertindak
c. Sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat guna mencapai masyarakat yang sejahtera, aman dan tertib.



III. PENUGASAN
A. Pertemuan 1
Carilah arti kata/istilah dibawah ini!
1. Nilai sosial :…….………………………………………………….
2. Emosi :……………………………………………………………..
3. Interaksi :…………………………………………………………..
4. Sosialisasi: …………………………………………………………
5. Nilai materiil: ………………………………………………………
6. Nilai vital: ………………………………………………………….
7. Nilai rohani: ………………………………………………………..
8. Nilai kebenaran: ……………………………………………………
9. Nilai keindahan: ……………………………………………………
10. Nilai moral : ……………………………………………………….
11. Nilai moral : ……………………………………………………….
12. Nilai relijius: ………………………………………………………
13. Nilai Theonom: ……………………………………………………
14. Nilai Heteronom : …………………………………………………
15. Nilai Otonom: …………………………………………………….
16. Etika : ……………………………………………………………..
17. Internalized value : ……………………………………………….
18. Prestise : ………………………………………………………….
19. Tertib sosial : ……………………………………………………..
20. Norma sosial: ……………………………………………………..
21. Usage : …………………………………………………………….
22. Folkways:………………………………………………………….
23. Mores: ……………………………………………………………..
24. Custom: ……………………………………………………………
25. Sistem religi : ………………………………………………………
26. Laws : ……………………………………………………………….
27. Peran sosial: ………………………………………………………..
28. Status sosial : ………………………………………………………
29. Social animal: ………………………………………………………
30. Gregariousness :…………………………………………………….

B. Pertemuan 2
1. Buatlah kelompok dengan anggota 2 orang!
2. Amati nilai sosial masyarakat sekitarmu!
3. Catatlah dalam tabel berikut:

No. Contoh nilai yang dulu dianggap buruk sekarang digemari Contoh nilai yang dulu dianggap baik sekarang mulai ditinggalkan
1.
2.
3.
4.
5.

C. Pertemuan 3
1. Buatlah kelompok dengan anggota 2 orang!
2. Carilah berita di koran atau majalah tentang pelanggaran norma, kemudian isilah tabel berikut!

No. Norma Contoh pelanggaran Solusi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. Cara

Kebiasaan

Tata kelakuan

Adat istiadat

Mode

Agama

Kesusilaan

Kesopanan

Hukum



BAB III
PROSES INTERAKSI SOSIAL
SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN POLA KETERATURAN DAN
DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL
Standar kompetensi: Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

Kompetensi dasar: Mendiskripsikan proses interaksi sosial sebagi dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial.


I. INTERAKSI SOSIAL
a. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Sehingga tindakan yang dilakukannya akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Tindakan inilah yang disebut tindakan sosial.
Macam tindakan sosial yang dilakukan manusia:
1. Tindakan sosial Instrumental (Zwerk Rational)
Yaitu tindakan yang bersifat rasional (masuk akal), artinya tujuan tindakan dipertimbangkan.
Contoh: memilih penjurusan harus dipertimbangkan antara minat dan kemampuan siswa.
2. Tindakan sosial berorientasi nilai (Werk Rational)
Yaitu tindakan yang dilandasi oleh keyakinan akan nilai-nilai etis, estetis dan keagamaan.
Contoh: orang berani membeli lukisan yang mahal karena pertimbangan akan memberikan kebahagiaan dan gengsi (nilai estetika)
3. Tindakan afeksi (affectual action)
Yaitu tindakan yang tidak mempertimbangkan aspek rasionalitas baik cara maupun tujuan. Dipengaruhi oleh emosi atau perasaan.
Contoh: kasih sayang ibu kepada anaknya.
4. Tindakan tradisional (Traditional Action)
Yaitu tindakan yang didasarkan atas cara-cara kebiasaan dan merupakan bagian dari bentuk ritualisme.
Contoh: upacara mitoni.
Dari tindakan manusia diatas menyebabkan manusia berhubungan dengan manusia yang lain.
Jadi interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar manusia satu dengan manusia yang lain.
b. Pola interaksi sosial
1. individu dengan individu
contoh: seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya
2. individu dengan kelompok
contoh: seorang guru dengan siswa kelas X
3. kelompok dengan kelompok
contoh: para demontrans dengan aparat kepolisian
c. Ciri-ciri interaksi sosial
1. Jumlah pelaku lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol, lambang.
3. Adanya dimensi waktu
4. Adanya tujuan yang akan dicapai

d. Faktor-faktor pendorong interaksi sosial
Menurut Soerjono soekanto, faktor pendorong interaksi sosial adalah:
1. Imitasi
Adalah proses belajar seseorang dengan cara meniru orang lain (sikap, penampilan, tingkah laku maupun gaya hidup.
Contoh: meniru potongan rambut artis idola.
2. Sugesti
Adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa pikir panjang.
Sugesti ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:
- orang yang memberikan sugesti lebih berwibawa (karena pendidikan, kekuasaan dll)
- pandangan yang diberikan lebih berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan si penerima sugesti.
- Lebih berhasil bila kondisi si penerima sugesti dalam emosi tidak stabil
Contoh: menerima ajakan pacar untuk berbuat yang tidak bermoral.
3. Identifikasi
Adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk mejadi sama dengan orang lain (Lebih mendalam dari proses imitasi)
Contoh: seseorang yang meniru Rhoma Irama, meniru cara berpakaian, bentuk rambut, cara berjalan, bahkan cara berbicara identik dengan Rhoma Irama.
4. Simpati
Adalah perasaan tertarik yang timbul dari diri seseorang yang membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Contoh: seorang yang meeteskan air mata ketika melihat korban tsunami Aceh

e. Syarat terjadinya interaksi sosial
Menurut Gillin and Gillin, syarat terjadinya interaksi sosial adalah:
1. Kontak Sosial
Adalah hubungan sosial antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Macam kontak sosial:
- kontak sosial primer: kontak sosial yang terjadi secara langsung.
Contoh: berjabat tangan, tersenyum, saling memeluk.
- Kontak sosial sekunder: kontak sosial yang terjadi secara tidak langsung
Contoh: berbicara melaui telepon.
2. Komunikasi
Adalah proses penyampaian dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
Komponen-komponen yang ada dalam komunikasi:
- komunikator (sender), pihak pengirim pesan.
- Komunikan (receiver),pihak penerima pesan.
- Pesan (message)
- Umpan balik (feed back)




II. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Bargaining
2. Cooptation
1. Kerjasama 3. Coalition
4. Joint Venture

1. koersi
2. arbitrase
3. kompromi
4. mediasi
1. Asosiatif 5. konsiliasi
2. Akomodasi 6. toleransi
7. Stalemate
8. Ajudikasi
3. Asimilasi

4. Akulturasi

1. Persaingan ekonomi
1. persaingan 2. Persaingan status sosial
Bentuk-bentuk 3. Persaingan kebudayaan
Interaksi sosial 4. Persaingan ras

1. Kontravensi umum
2. disosiatif 2. Kontravensi sederhana
2. kontravensi 3. Kontravensi intensif
4. Kontravensi rahasia
5. Kontravensi taktis

1. konflik pribadi
2. konflik rasial
3. konflik 3. konflik politik
4. konflik antarkelas sosial
5. konflik internasional





a. Proses asosiatif
Interaksi sosial dengan proses asosiatif artinya bersifat positif.
1. Kerjasama (cooperation)
Adalah usaha bersama antara orang seorang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerjasama
a. Bargaining, yaitu perjanjian tawar menawar atau pertukaran barang dan jasa.
Contoh: bargaing antara pemerintah RI dengan Korea dalam hal pertukaran komoditas.
b. Cooptation, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru.
Contoh: penggantian Kepala daerah yang menganut otonomi daerah.
c. Koalition, yaitu kombinasi antardua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
Contoh: Koalisi PKS dengan PAN untuk pemilihan Bupati.
d. Joint venture, yaitu kerjasama dalam proyek-proyek tertentu dengan sistem bagi hasil.
Contoh: Joint Venture antara Pertamina dengan PT Caltex Pasifik dalam usaha pengeboran minyak lepas pantai.

2. Akomodasi
Adalah proses penyesuaian antara individu dengan individu atau antar kelompok dengan maksud untuk mengurangi atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.
Tujuan akomodasi :
a. untuk mengurangi terjadinya perselisihan
b. mencegah sementara meluasnya atau meledaknya perselisihan
c. memungkinkan terwujudnya kerjasama antar kelompok yang terpisah
d. usaha peleburan kelompok yang terpisah dengan cara pembauran.
Macam akomodasi:
a. Koersi (Coercion), akomodasi dengan jalan kekerasan dan paksaan.
Contoh: pen1ggusuran pedagang kaki lima oleh petugas Satpol PP.
b. Arbitrase ( Arbitrage), akomodasi dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang kedudukannya lebih tinggi sehingga keputusan yang diambil sifatnya mengikat.
Contoh: perselisihan pegawai PTDI dengan perusahaan, meminta Departemen Tenaga Kerja untuk membantu penyelesaian.
c. Kompromi (Comprimise), akomodasi dengan cara masing-masing kelompok yang bertikai mengurangi tuntutannya sehingga konflik terselesaikan.
Contoh: perebutan warisan antar anggota keluarga diselesaikan dengan damai.
d. Mediasi (Mediation) , penyelesaian konflik dengan meminta bantuan pihak ketiga yang disepakati dan keputusan yang diambil hanya bersifat nasehat saja.
Contoh: perkelahian antar warga diselesaikan oleh tetangga.
e. Konsiliasi (Conciliation), mempertemukan keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk kesepakatan bersama.
Contoh: perundingan GAM dengan RI.
f. Toleransi (tolerance), menumbuhkan kesadaran mengenai pihak lain.
Contoh: menyadari bahwa hidup dengan orang lain sehingga memberikan kesempatan menjalankan agama sesuai keyakinan.
g. Stalemat (Stalemate), masing-masing pihak menghentikan pertikaiannya sehingga konflik berhenti.
Contoh: perang antar suku di Papua.
h. Ajudikasi (Adjudication), penyelesaian konflik lewat pengadilan.
Contoh: diadilinya tersangka korupsi.
Hasil-hasil akomodasi:
a. menekan oposisi
b. perubahan kedudukan
c. perubahan lembaga masyarakat agar sesuai dengan keadaan yang baru
d. koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
e. untuk menghindarkan diri dari bentuk pertentangan baru
f. membuka jalan kearah asimilasi

3. Asimilasi
Adalah proses sosial yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan antarkelompok serta usaha menyamakan kesatuan sikap, mental dan tujuan demi mencapai tujuan bersama.
Kaitannya dengan kebudayaan, asimilasi yaitu percampuran unsurunsur budaya luar dengan budaya lokal menjadi unsur kebudayaan baru yang berbeda.
Faktor yang mendukung asimilasi:
a. toleransi kebudayaan yang berbeda
b. kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
c. sikap menghargai terhadap orang asing dan kebudayaannya
d. sikap terbuka dari golongan berkuasa
e. kesamaan dalam unsur kebudayaan kedua pihak
f. amalgamasi (perkawinan campuran)
g. musuh bersama dari luar


Faktor yang menghambat:
a. letak geografis yang tertutup (terisolasi)
b. rendahnya oengetahuan tentang kebudayaan lain
c. ketakutan terhadap budaya lain
d. sikap superior yang menilai tinggi kebudayaannya sendiri
e. perasaan in group(in group Felling) yang kuat
f. perbedaan kepentingan
g. perbedaan ciri fisik(warna kulit, bentuk rambut dll)
h. golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompok penguasa

4. Akulturasi
Adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asli (perpaduan 2 budaya dalam waktu yang lama).
Bentuk-bentuk akulturasi:
a. akulturasi antara masyarakat yang berkuasa dengan yang dikuasai
b. akulturasi antara aspek material dengan aspek imaterial
c. akulturasi antara golongan yang bersahabat dengan golongan yang bermusuhan
d. akulturasi antara masyarakat yang sama besarnya dengan yang berbeda besarnya
e. akulturasi antara seluruh masyarakat atau antar bagian dari masyarakat
contoh: arsitektur menara Masjid Kudus

b. Proses dissosiatif
Yaitu proses dalam kondisi yang bertentangan.
1. Persaingan (competition)
Adalah proses sosial ketika dua pihak saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Fungsi persaingan:
a. menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi.
b. Alat untuk mengadakan seleksi berdsarkan keahlian dan kemampuan seseorang
c. Menyalurkan keinginan, kepentingan serta nilai-nilai dengan baik.
d. Alat untuk menyaring golongan fungsional sehingga tercipta pembagian kerja yang efektif
Macam persaingan:
a. persaingan antarindividu
b. persaingan antarkelompok
Hasil persaingan
a. perubahan kepribadian seseorang
b. terciptanya solidaritas kelompok
c. terjadinya disorganisasi

2. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan/konflik.
Bentuk-bentuk kontravensi:
a. bersifat umum, meliputi kegiatan penolakan, keengganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain dan perbuatan kekerasan.
b. Bersifat sederhana, meliputi memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah dan menyebarkan surat selebaran.
c. Bersifat intensif, meliputi penghasutan, penyebaran desas desus dan mengecewakan pihak lain.
d. Bersifat rahasia, meliputi kegiatan mengumumkan rahasia pihak lain.
e. Bersifat taktis, meliputi kegiatan intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lawan.
Tipe-tipe kontravensi:
a. kontravensi yang menyangkut generasi.
b. kontravensi yang menyangkut perbedaan jenis kelamin.
c. kontravensi parlementer.

3. Pertentangan (konflik)
Adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu yang ditandai dengan cara menyingkirkan atau memusnahkan pihak lawan.
Faktor penyebab:
a. perbedaan individu
b. perbedaan latar belakang kebudayaan
c. perbedaan kepentingan bidang ekonomi, politik dan sosial
d. perubahan nilai yang cepat dan mendadak
Bentuk konflik:
a. konflik pribadi, contoh: pertengkaran dua orang.
b. konflik politik, contoh: perang antara GAM dengan RI.
c. konflik rasial, contoh: antara etnis cina dengan etnis jawa.
d. konflik internasional, contoh: embargo terhadap Irak
e. konflik antarkelas sosial, contoh: antara buruh dengan majikan.
Akibat-akibat pertentangan:
a. akibat positif:
- bertambahnya solidaritas kelompok
b. akibat negatif:
- hancurnya harta benda dan jatuhnya korban
- terjadinya perubahan kepribadian seseorang
- goyah dan retaknya persatuan kelompok
- akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak.
III. PENUGASAN
Perintah: isilah tabel berikut!

No. Istilah Pengertian
1. Simpati
2. Asimilasi
3. Ajudikasi
4. Akulturasi
5. Kontravensi
6. Sugesti
7. Revolusi
8. Imitasi
9. Amalgamasi
10. Koersi
11. Etnosentris
12. Nilai vital
13. Progress
14. Identifikasi
15. Miskomunikasi
16. Kontak primer
17. Kontak sekunder
18. Kerjasama
19. Bargaining
20. Koalisi
21. Joint venture
22. Toleransi
23. Mediasi
24. Akulturasi
25. Primordialisme
26. Kontravensi
27. Konflik
28. Rasial
29. Peran social
30. Status social

BAB IV
SOSIALISASI
SEBAGAI PROSES DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Standar kompetensi: Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar : Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian

A. SOSIALISASI
1. PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi : proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai social sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Yang dipelajari selama sosialisasi: a. nilai social
b. norma social
Sosialisasi berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan, sejak dilahirkan sampai akhir hayat.
2. TUJUAN SOSIALISASI
a. mengetahui nilai dan norma yang berlaku di masyarakat
b. mengetahui lingkungan social budaya suatu masyarakat
c. seseorang mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat
d. mengetahui lingkungan social dan menyadari eksistensi dirinya dalam masyarakat

3. TAHAPAN SOSIALISASI
a. Preparatory Stage (tahap persiapan/masa anak-anak)
Individu belajar menirukan apa yang diajarkan orang tua (makan, bicara, bertindak dll)
b. Play Stage (tahap meniru)
Individu belajar menirukan peran orang dewasa disekitarnya (main perang-perangan, polisi-polisian dll)
c. Game Stage (masa remaja/masa bermain)
Individu tidak hanya meniru peran seseorang, tetapi sudah mengidentikkkan dirinya seolah-olah sama dengan idolanya.
Dalam masa ini seorang remaja seringkali mengalami situasi krisis dengan gejala sbb:
1. bertemperamen keras dan agresif
2. kepribadian labil
3. mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi
4. mudah terpengaruh hal-hal tertentu
5. memiliki rasa ingin tahu dan mencoba hal yang baru
d. Generalized other (masa penerimaan norma kolektif)
Individu diharapkan sudah bisa menyesuaikan dirinya dengan pola social budaya masyarakat tempat dia hidup, serta memperoleh status dan peran social yang mantap

4. AGEN SOSIALISASI
Agen sosialisasi adalah pelaksana dalam proses sosilaisasi
a. Keluarga : sebagai agen pertama dalam sosialisasi
Peran keluarga dalam sosialisasi:
1. memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar tidak merasa tertekan
2. mendorong anak agar dapat membedakan perilaku baik atau buruk, benar salah pantas tidak pantas dll
3. memberikan contoh perilaku yang baik
b. Kelompok bermain/teman sepermainan
Peran teman/sahabat:
1. rasa aman dan rasa dianggap penting
2. menumbuhkan rasa kemandirian
3. sebagai tempat penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir dan gembira
4. tempat mengembangkan ketrampilan social
5. mendorong perilaku dewasa
c. Sekolah
Peran sekolah:
1. mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan
2. mempersiapkan anak menguasai peranan-peranan baru dikemudian hari
d. Media masa
Peran media masa:
1. sebagai sarana menyampaikan pesan dengan cepat dan efektif
2. mengarahkan masyarakat kearah perilaku prososial dan antisocial

5. POLA SOSIALISASI
a. Sosialisasi Represif
Adalah sosialisasi yang menekankan pemberian hukuman bagi perilaku yang salah.
Ciri-cirinya:
1. menghukum perilaku yang keliru
2. hukuman dan imbalan materi
3. kepatuhan anak kepada orang tua
4. komunikasi sebagai perintah
5. komunikasi nonverbal
6. sosialisasi berpusat pada orang tua
7. anak memperhatika harapan orang tua
8. didominasi oleh orang tua (ayah)

b. Sosialisasi Partisipatif
Adalah sosialisasi yang memperhatikan keinginan anak.
Ciri-cirinya:
1. memberi imbalan bagi perilaku yang baik
2. hukuman dan imbalan simbolis
3. otonomi pada anak
4. komunikasi sebagai interaksi
5. komunikasi verbal
6. sosialisasi berpusat pada anak
7. orang tua memperhatikan keinginan anak
8. dalam keluarga mampunyai tujuan yang sama.


6. BENTUK SOSIALISASI
a. Sosialisasi Primer: sosialisasi yang dijalani pertama kali/ semasa kecil. Berlangsung di lingkungan keluarga, teman sepeermainan, tetangga dan mempunyai sifat sukar mengalami perubahan.
b. Sosialisasi Sekunder : sosialisasi lanjutan dari sosialisasi primer.
Berlangsung di luar lingkungan keluarga, teman, sekolah dan media massa

7. FAKTOR PENGHAMBAT SOSIALISASI
a. kemampuan berbahasa (karena cacat/sumbing, bicara gagap, malu, pendiam, kurang fasih)
b. kendala dalam bergaul (karena perbedaan golongan, status, pendidikan dan social ekonomi)
c. kehidupan masyarakat yang terisolir
d. kesulitan dalam melakukan komunikasi
e. hambatan alam
f. perbedaan kelakuan antar individu
g. modernisasi
h. cultural lag (kesenjangan budaya)

B. KEPRIBADIAN
1. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah abstraksi dari pola perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan cirri watak khas, kebiasaan, sikap dan sifat lain pada saat seseorang berhubungan dengan orang lain

2. SUSUNAN KEPRIBADIAN
a. Pengetahuan
b. Perasaan
c. Naluri

3. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
a. Faktor pembawaan (warisan biologis)
Faktor pembawaan diperoleh individu karena warisan dari orang tua (variasai dari bapak/ibu).
Hal yang merupakan factor pembawaan adalah warna kulit, bentuk fisik, tipe rambut, raut muka termasuk karakter, bakat dan IQ.
b. Faktor lingkungan fisik/geografis
Faktor lingkungan tempat tinggal mempengaruhi kepribadian (missal, kepribadian orang yang tinggal di pegunungan beda dengan kepribadian orang pesisir pantai)
c. Faktor teman bermain
Kelompok bermain sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang
d. Faktor kebudayaan khusus
Kebudayaan khusus misalnya, dari segi agama: seorang Muslim kepribadiannya berbeda dengan orang Nasrani, dari segi profesi: kepribadian seorang guru akan berbeda dengan polisi dll
e. Faktor pengalaman yang unik
Seorang individu adalah pribadi yang unik sehingga pengalaman tiap individupun berbeda(unik)

C. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN DENGAN KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan
a. Pengertian : kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan karya masyarakat
b. Wujud kebudayaan:
- gagasan/ ide
- aktivitas
- materiil/fisik/kebendaan
c. Unsur kebudayaan (Koentjaraningrat):
- bahasa
- system pengetahuan
- organisasi social
- system peralatan hidup dan teknologi
- system mata pencaharian hidup
- system religi
- kesenian
d. Komponen kebudayaan:
- kebudayaan material , semua ciptaan manusia yang nyata dan konkret (pesawat terbang, peralatan makan, gedung, perabotan rumah tangga dll)
- kebudayaan immaterial, ciptaan manusia yang bersifat abstrak (seni tari, seni suara, sifat gotong royong dll)
2. Kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian
Dalam sosialisasi, kepribadian seseorang pasti mempengaruhi perkembangan kebudayaan secara keseluruhan.
Dan sebaliknya, kebudayaan suatu masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseorang.
Pada masyarakat terdapat pola kebudayaan yang tidak dimiliki masyarakat yang lain. Kebudayaan yang sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar disebut etos kebudayaan.
Misal, orang Batak akan memandang orang Jawa mempunyai sifat lamban, tenang, njlimet, penuh keselarasan, sopan santun (unggah ungguh), dan orang Jawa akan memandang orang Batak mempunyai sifat terus terang, ceria, penuh semangat dan agresif.

3. Kebudayaan khusus yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang
(menurut Soerjono Soekanto)
a. Budaya khusus atas dasar factor kedaerahan
Contoh: Budaya orang Bali beda dengan budaya Jawa
b. Budaya khusus masyarakat desa dengan kota


Kebudayaan Masyarakat
Pedesaan Kepribadian Masyarakat Pedesaan
1. Budaya gotong royong yang kental - solidaritas tinggi
- rela berkorban dan peka terhadap masalah social
- sifat partikularisme/kebersamaan
2. Mempunyai keterikatan terhadap tradisi dan ritual - berkepribadian polos dan jujur
- bersifat relijius magis
- taat terhadap norma
3. Kurang menghargai waktu - tidak tepat waktu
- sabar menghadapi masalah
- bekerja secara lamban

Kebudayaan Masyarakat
Perkotaan Kepribadian Masyarakat Perkotaan
1. Penghargaan terhadap prestasi dan kepemilikan harta benda - tepat waktu
- egois
- giat menuntut kemajuan masa depan
2. Strata social berdasar kepemilikan harta - egosentris
- bersifat materialistic
- orientasi masa depan
3. kompetisi hidup sangat ketat - solidaritas terbatas
- individualis
- cenderung berani melanggar norma

c. Budaya khusus kelas social
Golongan atas dengan golongan bawah berbeda bila diliht dari cara berpakaian, etika pergaulan, cara mengisi waktu senggang dll.
d. Budaya khusus atas dasar agama
Pemeluk agama Islam berbeda dengan pemeluk agama Kristen, dilihat dari gaya hidup atau pola hidup.
e. Budaya khusus berdasarkan profesi
Kepribadian seorang petani akan berbeda dengan seorang pengusaha.
PENUGASAN
A. TUGAS I
Sebutkan dan jelaskan agen sosialisasi yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadianmu!

B. TUGAS 2
Melihat siapa diri kalian sebenarnya dengan “CERMIN DIRI”.
1. Isilah table dibawah ini dengan minimal 10 sifat manusia.
2. Mintalah 5 temanmu mengisi daftar dibawah ini untuk menunjukkan sifatmu yang dominant dengan jalan memberikan cek point (v).
3. Setelah selesai jumlahkan tiap-tiap sifat, yang paling banyak memberikan tanda pada sifat yang dipilih temanmu berarti sifat itulah yang dominant.
4. Buatlah uraian sederhana tentang kepribadianmu tersebut, tuliskan factor apa saja yang mempengaruhi kepribadianmu tersebut!

TABEL CERMIN DIRI

NO SIFAT PENDAPAT JUMLAH
A B C D E
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10



C. TUGAS 3
Berilah penjelasan hubungan antara kebudayaan dengan kepribadian!
D. TUGAS I
Carilah pengertian istilah dibawah ini!
1. Sosialisasi represif: ………………………………………………….
2. Sosialisasi partisipatif ……………………………………………….
3. Sosialisasi primer : ………………………………………………….
4. Sosialisasi sekunder: ………………………………………………...
5. Preparatory stage: ……………………………………………………
6. Play stage: ……………………………………………………………
7. Game stage: ………………………………………………………….
8. Generalized other: ……………………………………………………
9. Kebudayaan materiil: ………………………………………………..
10. Kebudayaan immaterial: …………………………………………….
11. Enkulturasi: ………………………………………………………….
12. Desosialisasi: ………………………………………………………..
13. Resosialisasi: ………………………………………………………..
14. Etos budaya: …………………………………………………………
15. Warisan biologis: ……………………………………………………

BAB V
PERILAKU MENYIMPANG
DAN SIKAP-SIKAP ANTI SOSIAL

Standar kompetensi: Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti social

A. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG
Perilaku menyimpang adalah tindakan manusia yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat.
B. CIRI-CIRI PERILAKU MENYIMPANG
1. Penyimpangan bersifat relative dan mutlak
2. Penyimpangan merupakan norma penghindaran
3. Penyimpangan diterima dan ditolak
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya ideal

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENYIMPANG
1. Faktor internal
a. factor intelejensia
b. kondisi fisik
c. kondisi psikis
d. kepribadian
e. usia
f. jenis kelamin
g. kedudukan seseorang dalam keluarga
2. Faktor eksternal
a. factor social ekonomi
b. kondisi politik
c. factor budaya
d. kehidupan keluarga atau rumah tangga
e. pendidikan
f. pergaulan
g. media massa

D. TEORI-TEORI PENYIMPANGAN
1. Teori Differential Association
Tokoh : Edwin H Sutherland
Isi : penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda
2. Teori Labeling
Tokoh : Edwin M lemert
Isi : penyimpangan terjadi karena julukan dari masyarakat
3. Teori penyimpangan social jenjang makro/anomi
Tokoh : Robert K Merton
Isi : penyimpangan social terjadi karena perubahan struktur social
Tipe-tipe cara adaptasi individu:
a. Konformitas (conformity): perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat
b. Inovasi (innovation): perilaku mengikuti tujuan masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang masyarakat
c. Ritualisme (ritualism): perilaku yang tidak mengikuti tujuan budaya, tapi tetap berpegang pada cara yang digunakan masyarakat
d. Retreatisme (retretism): perilaku yang tidak mengikuti tujuan dan cara yang dikehendaki
e. Pemberontakan (rebellion): seseorang tidak mengakui struktur social yang ada, dan berupaya menciptakan struktur social yang baru
4. Teori Fungsi
Tokoh : Emile Durkeim
Isi : penyimpangan terjadi karena factor keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan social.
5. Teori konflik
Tokoh : Karl Marx
Isi : 1. penyimpangan terjadi karena kebudayaan yang berbeda
2. penyimpangan terjadi karena perbedaan kelas social
6. Teori biologis
Tokoh : Sheldon
Isi : perilaku menyimpang terjadi karena factor biologis (ketidakmampuan atau cacat fisik yang dialami seseorang)

E. KLASIFIKASI PERILAKU MENYIMPANG
1. Berdasarkan sifat:
a. Penyimpangan positif, penyimpangan yang berdampak positif
b. Penyimpangan negative, penyimpangan yang bersifat negative

2. Berdasarkan jumlah orang:
a. Penyimpangan individual, dilakukan oleh satu orang
b. Penyimpangan kelompok, dilakukan lebih dari satu orang

3. Berdasarkan frekuensi pelanggaran:
a. Penyimpangan primer, penyimpangan yang temporer/sementara dan masyarakat masih menotelir penyimpangan tersebut
b. Penyimpangan sekunder, penyimpangan yang dilakukan secara khas dan memperlihatkan perilaku menyimpang serta masyarakat tidak bisa mentolelir penyimpangan tersebut

4. Menurut MZ Lawang
a. Criminal/tindak kejahatan
b. Penyimpangan seks
c. konsumsi yang berlebihan
d. gaya hidup lain

5. Berdasarkan jenis:
a. tindakan criminal/kejahatan
Tindakan yang bertentangan dengan undang-undang, mengganggu keamanan, dan kestabilan kehidupan masyarakat, pemerintah, bangsa dan Negara
Macam Kejahatan:
- kejahatan kerah putih (white collar crime), kejahatan yang dilakukan orang yang mempunyai jabatan
- kejahatan kerah biru (blue collar crime), kejahatan yang dilakukan masyarakat awam
b. penyimpangan seks
perilaku seks yang tidak sewajarnya.
- Sodomi: hubungan seks melalui anus
- Transeksual, tindakan yang tidak menginginkan jenis kelaminnya sendiri agar memperoleh kepuasan seks
- Masokisme, membiarkan dirinya disakiti untuk mendapartkan kepuasan seks
- Homoseksual, kecenderungan menyukai sesame jenis laki-laki, lesbian, tertarik sesame perempuan
- Incest, hubungan seks pasangan yang ada pertalian darah
- Voyeurisme/scoptopholia, memperoleh kepuasan seks dengan mengintip
- Transvestiste, seorang laki-laki yang berpakaian perempuan
- Kumpul kebo, hidup layaknya suami istri tanpa menikah
- Sadisme, memperoleh kepuasan seks dengan menyakiti pasangan
- Necrophili, kepuasan seks dengan mayat
- Zina, hubungan seks yang dilakukan di luar nikah
- Pelacuran, hubungan seks karena motivasi materi
Dampak negative penyimpangan seks:
- timbulnya penyakit kelamin
- demoralisasi
- rusaknya norma masyarakat

c. Pemakaian Narkoba dan alkoholisme
Bahaya pemakaian Narkoba dan alcohol:
- merusak system syaraf sehingga memungkinkan timbulnya perilaku menyimpang lain
- mengganggu kesehatan fisik, sampai berakibat meninggal karena overdosis
- rusaknya moral bangsa
d. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain
- Sikap arogansi, sikap kesombongan diri terhadap orang lain karena kelebihan yang dimiliki
- Sikap eksentik, perbuatan yang dianggap aneh
e. Tawuran Pelajar
Terjadi karena dimungkinkan factor emosi yang masih labil
Akibat yang terjadi
- Rusaknya harta benda
- Jatuhnya korban
- Rusaknya norma masyarakat
F. PERILAKU MENYIMPANG HASIL SOSIALISASI YANG TIDAK SEMPURNA
Ketika agen sosialisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, maka proses sosialisasi dalam rangka menanamkan nilai norma mengalami suatu hambatan yang berakhir dengan kegagalan.
Sehingga dengan kegagalan tersebut menyebabkan adanya perilaku yang menyimpang
G. SIKAP ANTI SOSIAL
1. Pengertian: adalah sikap-sikap penentangan atau penolakan terhadap tatanan social atau nilai social.
2. Penyebab : sikap otoriter dan pengawasan yang terlalu ketat, antara lain:
- sikap yang tidak konsisten
- belum terpenuhinya kebutuhan emosional
- bersikap eksploitatif
- penganiayaan emosional
- lingkungan hidup yang jelek

H. CARA MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP ANTI SOSIAL
1. Menerapkan nilai social dalam masyarakat karena nilai social dianggap mampu sebagai petunjuk cara berfikir dan bertindak, memberikan semangat untuk bertindak sesuai peran dan sebagai alat pengawas dengan daya tekan daya ikat tertentu serta berfungsi sebagai alat solidaritas anggota masyarakat.
2. Pengawasan social,
Lewat pengawasan social sebagai berikut:
- preventif: pengawasan sebelum terjadi pelanggaran
- represif: pengawasan setelah terjadi pelanggaran dengan tujuan memulihkan
Teknik yang digunakan:
- persuasive, memberikan contoh, mengajak, membimbing
- kursif, dengan cara memaksa, bahkan dengan kekerasan


PENUGASAN
A. TUGAS I
Buatlah kelompok dengan anggota 3 orang.
Buatlah kliping tentang macam-macam perilaku menyimpang denganketentuan sebagai berikut:
1. judul kliping :
kelompok 1,2,3. Perilaku menyimpang berdasarkan sifat
kelompok 4,5,6. Perilaku menyimpang berdasarkan jumlah orang
kelompok 7,8,9. Perilaku menyimpang berdasarkan frekuensi pelanggaran
kelompok 10,11,12 Perilaku menyimpang menurut MZ Lawang
2. Jumlah judul berita tiap kelompok minimal 8
3. Tuliskan sumber kliping
4. Dikumpulkan bulan februari minggu ke 2

B. TUGAS II
1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 orang
2. Buatlah makalah tentang perilaku menyimpang
a. kelompok 1 criminal tindakan
b. kelompok 2 penyimpangan seks
c. kelompok 3 Narkoba dan alkoholisme
d. kelompok 4 Penyimpangan gaya hidup lain
e. kelompok 5 Tawuran pelajar
3. Makalah digandakan sebanyak 6
4. dikumpulkan bulan februari akhir.
5. sistematika makalah
a. pendahuluan
b. permasalahan
c. pembahasan makalah
d. kesimpulan dan saran
e. daftar pustaka

BAB VI
PENGENDALIAN SOSIAL

Standar kompetensi: Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Kompetensi Dasar : Menerapkan aturan-aturan social dalam kehidupan bermasyarakat
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian social adalah proses secara sengaja untuk menertibkan masyarakat
B. TUJUAN PENGENDALIAN SOSIAL
1. Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma social yang berlaku (dengan kesadaran atau paksaan
2. Mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
3. bagi pelaku penyimpangan agar kembali mematuhi norma yang berlaku

C. FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL
1. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma social
2. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
3. Mengembangkan rasa malu
4. Mengembangkan rasa takut
5. Menciptakan system hokum


D. SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL
1. Preventif
Semua bentuk pencegahan terhadap terjadinya perilaku menyimpang
Contoh: Razia SIM, menegur agar tidak terlambat pulang dll
2. Represif
Pengendalian social yang bertujuan mengembalikan keserasian karena telah terjadi pelanggaran
Contoh: menjatuhkan denda, menskors siswa dll
E. PROSES PENGENDALIAN SOSIAL
1. Persuatif, pengendalian social tanpa kekerasan (dibujuk, disarankan atau dibimbing)
Contoh: siswa dianjurkan supaya tidak merokok
2. Koersif, pengendalian dengan cara paksaan dan kekerasan
Contoh: narapidana yang sudah diadili ditempatkan di RUTAN
F. LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL
1. Lembaga kepolisian
Peranan polisi: menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
2. Lembaga kejaksaan
Peranan kejaksaan: sebagai penuntut umum terhadap pelanggar hukum
3. Lembaga pengadilan
Peranan pengadilan: sebagai lembaga formal yang bertugas memeriksa hasil penyidikan polisi dan menjatuhkan sanksi bagi para pelanggar
4. Lembaga adat
Peranan Adat: mengatur tata kelakuan masyarakat sehari-hari terutama pada masyarakat yang masih tradisional
5. Tokoh masyarakat
Peranan tokoh masyarakat: dengan pengaruh dan charisma, tokoh masyarakat menjadi panutan sekaligus pengendali yang dipatuhi masyarakat
G. CARA-CARA PENGENDALIAN SOSIAL
1. Pengendalian social secara formal
Adalah pengendalian social lewat lembaga formal/resmi
Lembaga yang menangani:
a. Kepolisian dan Pengadilan, menangkap dan memberikan hukuman bagi pelanggar
b. Lembaga pendidikan, mengarahkan individu sgsr berperilaku sesuai kaidah
c. Lembaga keagamaan, mewujudkan kehidupan beragama yang serasi
2. Pengendalian social secara informal
Adalah pengemdalian social tidak secara resmi
a. Gosip (desas desus), pengendalian yang paling efektif
b. Pengucilan/otrasisme, dikucilkan dengan cara mulai dari tidak diajak komunikasi sampai diacuhkan
c. Cemoohan, membicarakan seseorang dengan kiasan yang negatif
d. Celaan, kritikan atau tuduhan terhadap pandangan, sikap, perilsku yang tidak sesuai,
e. Teguran, menegur perilaku yang salah
f. Fraundulens, dengan jalan minta bantuan pihak yang dianggap dapat mengatasi masalah (beking)
g. Intimidasi, dengan cara menekan, memaksa atau menakut-nakuti

H. AKIBAT TIDAK BERFUNGSINYA LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL
Bentuk nyata akibat tidak berfungsinya lembaga pengendalian social adalah:
1. Tidak adanya kepastian hokum
2. kepentingan masyarakat sulit dipenuhi
3. Sering terjadi konflik
4. Munculnya komersialisasi hokum, jabatan dan kekuasaan
5. Munculnya sindikat kejahatan yang mempunyai kepentingan khusus

PENUGASAN
A. TUGAS I
Berilah masing-masing 3 contoh :
1. pengendalian preventif
a. ……………………………………………….
b. ……………………………………………….
c. ………………………………………………
2. pengendalian represif
a. ………………………………………………
b. ……………………………………………….
c. ………………………………………………
3. pengendalian persuatif
a. ………………………………………………
b. ………………………………………………
c. ………………………………………………
4. pengendalian koersif
a. ………………………………………………
b. ……………………………………………….
c. ………………………………………………


B. TUGAS II
1. Buatlah kelompok dengan anggota 3 orang
2. diskusikan tema apa yang akan diangkat
3. buatlah pamflet, selebaran atau poster yang berisi ajakan atau himbauan untuk mencegah atau menjauhi perbuatan dan perilaku yang merugikan diri sendiri dan masyarakat.
4. Tunjukkan kreatifitasmu!




















Baca selengkapnya...

modul sosio kls xi ips smt 2

BAB 4
KELOMPOK SOSIAL


I. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi menurut beberapa ahli:
1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi
3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya

SYARAT KELOMPOK SOSIAL
1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota
3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
5. Bersistem dan berproses

B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya

II. DASAR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan
2. Faktor darah dan keturunan yang sama (Common Ancestry)
Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina
3. Faktor geografis
Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
4. Faktor daerah asal yang sama
Misalnya : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jabar), Keluarga Besar Minang

III. MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL

A. Klasifikasi menurut cara terbentuknya
1. Kelompok semu
Ciri-ciri kelompok semu :
- Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan
- Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
- Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
- Tidak ada kesadaran berkelompok
- Kehadirannya tidak konstan
a. Kerumunan
Bentuk-bentuk kerumunan
• Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif
Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah
• Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan
Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi
• Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama
Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis
• Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya
• Spectator causal crowds / kerumunan penonton : terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan
• Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social
• Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup

b. Massa
Ciri-ciri massa
• Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial
• Anonim dan heterogen
• Tidak terdapat interaksi dan interelasi
• Tidak mampu bertindak secara teratur
• Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi)

c. Publik
Ciri-ciri publik (khalayah ramai)
• Kelompok yang tidak teratur
• Interaksi secara tidak langsung melalui media massa
• Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu
• Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat
• Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah
• Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah
• Berusaha menguasai masalah tsb
• Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional

2. Kelompok nyata
a. Statistical Group (Kelompok Statistik)
Ciri-ciri kelompok statistik
• Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya
• Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu
• Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
• Tidak ada kesadaran berkelompok
• Kehadirannya konstan
b. Societal Group (Kelompok Sosieta)
Ciri-ciri kelompok sosieta
• Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya
• Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu
• Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
• Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
• Kehadirannya konstan
c. Social Group (Kelompok Sosial)
Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsure-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama.
Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus.
Contoh: tetangga, teman
d. Associational Group (Kelompok Assosiasi)
Ciri-ciri kelompok asosiasi
• Direncanakan atau sengaja dibentuk
• Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
• Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
• Adanya kesadaran kelompok yang kuat
• Kehadirannya konstan
Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata
B. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota
Menurut Ferdinand Tonnies:
a. GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal
Bentuk gemeinschaft
• Gemeinschaft by blood (ikatan darah)
Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan
• Gemeinschaft of place ( tempat)
Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga
• Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama
b. Gesselscaft (patembayan) : ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka
Ciri-ciri gesselshaft :
• Hubungan terbatas pada urusan tertentu
• Hubungan antar peran dan status
• Bersifat publik life

C. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan
a. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya
b. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama

D. Klasifikasi menurut pendapat Merton
a. Membership group
merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut
b. Reference group
kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

E. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a. In group (kelompok sendiri)
kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya
b. Out group (kelompok luar)
kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris

F. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota
a. Kelompok primer
Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal
b. Kelompok sekunder
suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.

III. PENUGASAN

TUGAS 1
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan latar belakang manusia hidup berkelompok!
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
2. Sebutkan pengerian kelompok social!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
3. Buatlah perbandingan antara kelompok social semu dengan kelompok nyata!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
4. Jelaskan dengan contoh perbedaan gemeinschaft dan gesellschaft!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
5. Tulislah 5 kelompok social yang ada disekitarmu dan klasifikasikanlah kelompok social tersebutl!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..


TUGAS 2
Tuliskan pengertian dari:
1. Formal audience: …………………………………………………………………………………
Contoh: ……………………………………………………………………………………………….
2. Planned expressive group: …………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
3. Inconvenient causal crowd: …………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
4. Panic causal crowd: ………………………………………………………………………………
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
5. Spectator causal crowd: ……………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
6. Acting lawless crowds: …………………………………………………………………………
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
7. Immoral lawless crowds: ………………………………………………………………………
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
8. Massa : ……………………………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
9. Public : ……………………………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
10. Statistical group: ………………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
11. Societal group : …………………………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
12. Social group: ……………………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
13. Associational group : ……………………………………………………………………………
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
14. Gemeinschaft: …………………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
15. Gesselschaft: ………………………………………………………………………………………
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
16. Kelompok primer: …………………………………………………………………………………
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
17. Kelompok sekunder : …………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
18. Kelompok formal: ………………………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
19. Kelompok informal: ……………………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
20. Membership group: ……………………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
21. Reference group: ………………………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
22. In group : …………………………………………………………………………………………..
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..
23. Out group: ………………………………………………………………………………………….
Contoh : ……………………………………………………………………………………………..

TUGAS 3
Diskusi:
Pada suatu pagi terjadi sebuah kecelakaan dan akibat dari kejadian tersebut terbentuklah sekelompok orang yang berkumpul menyaksikan kejadian tersebut. Beberapa saat kemudian, setelah korban dibawa ke Rumah Sakit bubarlah kerumunan tersebut.
Apakah kerumunan/gerombolan orang tersebut termasuk kelompok social? Diskusikan dengan kelompokmu dan tulislah hasil diskusi tersebut
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..













BAB 5
DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL


I. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

- Menurut Floyd D, dinamika kelompok merupakan analisis hubungan kelompok-kelompok social dimana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi social tertentu.
- Ruth Benedict, persoalan yang dikaji dalam dinamika kelompok social adalah:
• Kohesi atau persatuan, akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok (proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,dan nilai-nilai dalam kelompok)
• Motif atau dorongan, berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok (kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok)
• Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, dan pemabgian tugas
• Pimpinan, pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok social (bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan system kepemimpinan
• Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam kelompok, perpevahan kelompok, keinginan anggota untuk tetap berada dalam kelompok,

Beberapa alasan penting mempelajari dinamika kelompok sosial :
• Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan soaial yang selalu ada dalam setiap masyarakat.
• Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan yang relevan

II. Faktor pendorong dinamika kelompok social

1. Faktor pendorong dari luar kelompok
 Perubahan situasi social
Seperti pemekaran sebuah wilayah, masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuanp-penemuan baru
 Perubahan situasi ekonomi
Masyarakat perkotaan memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat pedesaan
 Perubahan situasi Politik
Pergantian elite politik menyebabkan perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat,

2. Faktor pendorong dari dalam
 Adanya konflik antaranggota kelompok
Menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial
 Adanya perbedaan kepentingan
Kelangsungan kelompok akan terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha memisahkan diri
 Adanya perbedaan paham
Perbedaan paham akan mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan


III. PROSES PERKEMBANGAN BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL

1. KELOMPOK KEKERABATAN
Merupakan kelompok social terkecil dalam masyarakat.
Menurut William Goode, macam keluarga:
 Keluarga inti/keluarga batih/nuclear family: terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah
 Keluarga luas/extended family: keluarga inti yang berkembang menjadi hubungan darah yang meluas menjadi kekerabatan
Menurut Clayton, mecam keluarga:
 Keluarga konsanguinal : menekankan pada pentingnya ikatan-ikatan darah, seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya dianggap lebih penting daripada ikatan antara suami atau isterinya
 Keluarga konjugal : keluarga yang lebih mementingkan hubungan perkawinan (suami dan isteri) daripada ikatan dengan orang tuanya
Tipe keluarga yang lain:
 Kelurga orientasi ( family of orientation): jika individu dilahirkan olah pasangan suami istri kelurga ybs / keluarga dimana individu dilahirkan dan mengalami proses sosialisasi yang terpenting (individu sebagai anak)
 Keluarga prokreasi (family of proceation): apabila seseorang yang mula-mula dari keluarga orientasi, kemudian terjadi perkawinan beralih menjadi kelurga prokreasi

2. Kelompok okupasional
Kelompok-kelompok profesi yang terdiri dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi

3. Kelompok Volunteer
Terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya.
Kelompok volunter memenuhi kebutuhan anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum.
Contoh : Kelompok volunter di Indonesia adalah KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu)

4. Masyarakat pedesaan (Rural Community)
Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya memiliki mata pencaharian bertani atau berkebun. Sestem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.
Pedrubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola pikir masyarakatnya terutama pola generasi tua yang mendasarkan pada tradisi.
Ditambah lagi kurangnya proses pemerataan pembanguna dan informasi menimbulkan kondisi yang kontras antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan

5. Masyarakat perkotaan
Masyarakat kota merupakan kelompok social yang mendiami wilayah yang luas, bermatapencaharian sector industry, jasa dan perdagangan.
Keanggotaan tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
Karena mempunyai tatanan nilai yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama dan adat istiadat, menjalankankan fungsi administrative dan pusat komersial dan bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indicator modernisasi menyebabkan kota menjadi daya tarik bagi warga desa untuk melakukan urbanisasi.

Faktor pendorong Urbanisasi
 Sempitnya lapangan pekerjaan di desa
 Adanya generasi muda yang ingin memperbaiki kehidupan dan membebaskan diri dari adat-istiadat
 Kesempatan menambah ilmu di desa sangat terbatas

Faktor penarik Urbanisasi
 Kota adalah pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, administratif dan industri
 Kota menghimpun modal yang lebih besar
 Kota memberikan peluang yang tidak terbatas
 Industrialisasi di kota menambah peluang lapangan kerja yang lebih banyak

Faktor penyebab masyarakat kota bersifat dinamis :
 Faktor pendidikan
Stratifikasi social didasarkan pada keahlian yang diperoleh melalui pendidikan
 Urbanisasi
Kalompok social berubah karena dengan adanya urbanisasi menyebabkan penduduk kota banyak, pengangguran banyak, tingkat kriminalitas tinggi, tidak mudah percaya terhadap orang lain, dan sikap individualistis
 Komunikasi
Informasi dan komunikasi semakin cepat melalui berbagai media memberikan informasi yang dapat mendorong perkembangan dan perubahan masyarakat kota
 Industrialisasi dan mekanisasi
Menyebabkan masyarakat kota tergantung kepada mesin-mesin yang telah meringankan pekerjaan. Adanya spesialisais pekerjaan menyebabkan masyarakat kota ahli dalam bidang tertentu dan kurang mampu pada pekerjaan yang lain

Perkembangan masyrakat kota ditijau dari berbagai aspek:
• Aspek ekonomi
Perkembangan ekonomi dapat dilihat dari pembangunan pasar swalayan, alat pembayaran tidak hanya uang (dengan kartu kredit)
• Aspek social
Kelompok kekerabatan mulai memudar diganti kelompok berdasarkan kepentingan yang sama, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
• Aspek politik
Masyarakat mulai tanggap dan kritis terhadap kehidupan politik, sehingga lebih dinamis.
• Aspek budaya
Keterbukaan terhadap dunia luar menyebabkan masyarakat kota merasa lebih modern bila mengadaptasi budaya asing dan mulai meninggalkan budaya tradisional

Dampak perkembangan masyarakat kota:
1. Dampak positif
• Tingkat pendidikan lebih merata
• Kominikasi dan informasi lebih cepat dan mudah
• Profesionalitas lebih terjaga
• Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin
2. Dampak negative
• Munculnya sikap individualistis
• Memudarnya nilai kebersamaan
• Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain
• Memudarnya perhatian terhadap budaya local dan budaya nasional terutama para generasi mudanya
IV. PENUGASAN
TUGAS 1
Diskusi
Masuknya industrialisasi ke daerah pedesaan mengakibatkan lahan-lahan pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik, sedangkan generasi muda lebih memilih bekerja sebagai buruh pabrik daripada bekerja sebagai petani. Menurutmu, apakah keadaan tersebut mengindikasikan adanya perkembangan kelompok social? Diskusikan dengan teman sebangkumu dan tuliskan hasilnya!

…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….

TUGAS 2
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Sebutkan pengertian dinamika kelompok sosial!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

2. Jelaskan perkembangan kelompok kekerabatan!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan perkembangan masyarakat desa!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan factor pendorong dinamika masyarakat kota!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
5. Jelaskan dampak negative dinamika masyarakat kota!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

















BAB 6
MASYARAKAT MULTIKULTURAL


I. PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

a. Menurut J.S Furnivall
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
c. Menurut Van den Berg
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
• Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
• Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
• Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai social yang bersifat mendasar
• Relative sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada
• Secara relative integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
• Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Ciri-ciri masyarakat multicultural secara umum:
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan & kompleksifitas kehidupan .
 Adanya perlakuan yan g sama terhadap semua komunitas baik yang mayoritas maupun minoritas .
 Kesederajatan kedudukan dalam keaneragaman dan perbedaan secara individu / kelompok .
 Penghargaan yan g tinggi terhadap HAM dan saling menghormati .
 Adanya kebersamaan , kerjasama dan hidup berdampingan

Jenis-jenis masyarakat multikultur/majemuk
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang

2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan


II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL INDONESIA
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.

Integrasi masyarakat Indonesia dalam kesatuan wilayah Republik Indonesia dipicu oleh peristiwa:
1. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit telah mempersatukan suku bangsa-suku bangsa Indonesia dalam kesatuan politis, ekonomis dan social.
2. Kekuasaan kolonialisme Belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku bangsa-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan nasib dan cita-cita
3. Selama pergerakan nasional, para pemuda Indonesia telah menolak menonjolkan isu kesukubangsaan dan melahirkan Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI 17 Agustus yang mendapat dukungan dari semua suku bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan Belanda dan Jepang.

III. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI INDONESIA

Menurut Koentjaraningrat, klasifikasi keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan di Indonesia adalah:
1. Tipe Masyarakat berdasarkan system berkebun yang sangat sederhana
2. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
3. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah dengan orientasi kota
4. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya
5. Tipe masyarakat perkotaan
6. Tipe masyarakat metropolitan

Pengelompokan dalam beberapa kelompok tertentu:
1. kelompok etnis
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
• Pulau Sumatra (suku Aceh, Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias, Palembang, Lampungh)
• Pulau Kalimantan (suku Dayak, Banjar, Melayu)
• Pulau Jawa (suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, Betawi)
• Pulau Sulawesi (suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo, Gorontalo, Toraja, Bugis, Makasar, Mandar)
• Pulau Bali (suku Bali Aga, orang Bali pendatang)
• Pulau Maluku (suku Ambon, Kei, Tual, Dobo, Morotai)
• Pulau Papua (suku Waigeo, Bantanta, Timika, Asmat, Dani, Kubu Anak dalam)
• Pulau Nusa Tenggara (suku Sasak, Dompu, Helong, Timor, Lio, Alor)

2. Kelompok keagamaan
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.

3. Kelompok social berdasarkan stratifikasi social
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan

IV. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. Kesenjangan Multidimensional
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
a. Kesenjangan aspek kemasyarakatan
Mencakup penyelenggaraan organisasi social, system politik, dan system hokum
b. Kesenjangan sosiografis antara pulau Jawa dan pulau-pulau di Indonesia
Kesenjangan dalam hal kepadatan penduduk, kemajuan pendidikan, dan tingkat kemakmuran serta keterlibatan dalam komunikasi serta telekomunikasi nasional maupun internasional
c. Kesenjangan yang berkaitan dengan aspek materiil
Perkembangan industrialisasi yang terkonsentrasi di Pulau Jawa telah memperbesar kesenjangan Jawa dan luar Jawa.
d. Kesenjangan antara mayoritas dan minoritas
• Kesenjangan antara pribumi dan non pribumi
• Kesenjangan antara penganut agama mayoritas dan penganut agama minoritas
• Kesenjangan antara kaya dan miskin
• Kesenjangan dalam bidang sosiokultural yang menyangkut struktur piramida kekuasaan

2. Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
a. kemunculan kesadaran dan kemantapankesukubangsaan pada mereka yang merasa ditidakadili dan yang menjadi tidak berdaya sebagai lawan dari kesukubangsaan para preman dan orang-orang yang tergolong sebagai suku bangsa preman
b. Kemunculan dan kemantapan stereotif dan prasangka terhadap mereka yang tergolong suku bangsa preman dan pelaku criminal yang didasari oleh kebencian yang mendalam.
c. Munculnya perlawanan secara perorangan dan kelompok-kelompok kecil dari masyarakat terhadap dominasi preman dan pelaku criminal.

V. Perkembangan Keanekargaman dalam Masyarakat

Interaksi yaitu berkumpulnya anggota kelompok yang berbeda dalam satu kelompok sosial yang sama. Suatu kelompok social berdasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa, agama, ras, dan lapisan social sehingga dapat disatukan menjadi sebuah kelompok social.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.

A. Intersected social structure
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.





Cross cutting affiliations yang melahirkan cross cutting loyality, selain dapat meredakan konfllik juga dapat digunakan sebagai penyeimbang untuk mencegah terjadinya konflik yang tajam di antara suku – suku bangsa.
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.

Proses persilangan antarkelompok masyarakat akan memberikan dampak sebagai berikut
1. Melahirkan perasaan saling memiliki dan tanggung jawab
2. Mengikat, terhadap tempat atau wadah keanggotaannya
3. Tetap memilki loyalitas terhadap kelompok sosialnya
4. Mengecek terjadinya konflik antarkelompok social tersebut
5. Mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

B. Consolidated social structure
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama

Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.

Proses Interaksi dan Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial :
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.





Konsekuensi Konsolidasi dalam Masyarakat Multikultural
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama

Dari contoh diatas, terlihat bahwa terjadi tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Adanya kelompok social yang berusaha mempertahankan identitas dirinya seperti suku bangsa dan agama ini dinamakan primoordialisme.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.

Primordialisme juga dapat bersifat negative jika primordialisme melahirkan sikap rasialisme, sukuisme, dan primordialisme ekstrimisme sehingga akan mengganggu dan memudarkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsekwensi perubahan konsolidasi terhadap diferensiasi social pada masa lalu hanya sekedar untuk mengikat persatuan bagi kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu. Sedangkan masa sekarang konsolidasi mengikat persatuan untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan Negara di segala bidang.

VI. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial

1. Primordialisme
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.

Dampak negative dari primordialisme antara lain
1. Menghambat hubungan antarbangsa
2. Menghambat proses asimilasi dan integrasi
3. Mengurangi bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan.
4. Penyebab terjadinya diskriminasi ( perbedaan secara sengaja terhadap) golongan tertentu yang didasarkan pada ras, agama, mayoritas, dan minoritas masyarakat ).
5. Merupakan kekuatan terpendam ( potensi ) terjadinya konflik antara suku suku bangsa.
Sedangkan dampak sisi positif primordialiisme antara lain sebagai berikut
1. Meneguhkan cinta tanah air
2. Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa
3. Mempertinggi semangat patriotisme
4. Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya


2. Etnosentris
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.

Dampak negatifyang lebih luas dari sikap etnosentris lainnya, yaitu :
• Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan
• Menghammbat pertukaran budaya
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
• Memecu timbulnya konflik social

Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hamper setiap individu merasa bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, sebagai berikut :
Bangsa Amerika angga akan kekayaan materinya.
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
Bnagsa Italy bangga akan musiknya

3. Pengertian aliran politik
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.

Proses Perkembangan Politik Aliran
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.

Perkembangan Politik Aliran di Indonesia
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.


VII. PENUGASAN
Tugas 1
Menurut pendapatmu apakah konsep asimilasi yang berarti percampuran budaya asing dengan budaya asli dengan konsep integrasi yang berarti adanya pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh bertentangan dengan konsep dan tujuan multikulturaisme? Jelaskan! Diskusikan dalamkelompokmu! Tuliskan hasil diskusimu!
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Tugas 2
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Mengapa benturan peradaban menjadi penyebab munculnya masyarakat multicultural? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..

2. Jelaskan dengan singkat tiga hal penting yang menyebabkan makin derasnya arus globalisasi dewasa ini!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..

3. Temukan dan tunjukkan empat potensi destruktif yang tersimpan dalam masyarakat multicultural!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..

4. Mengapa pendidikan multicultural begitu penting? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..

5. Jelaskan pengaruh stereotip terhadap kehidupan dalam masyarakat multikultural!
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..



Baca selengkapnya...

Pengikut